Ilustrasi (Foto: okezone)
JAKARTA-  Sejumlah mantan aktivis 1998 membentuk posko menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Selain itu, mereka juga menyiapkan 200 pengacara untuk memberi bantuan hukum bagi mahasiswa-mahasiwa yang direpresif aparat saat menggelar demontrasi menolak kenaikan harga BBM.
"Kami mendukung gerakan mahasiswa dan rakyat yang bergerak menolak kenaikan BBM," kata koordinator posko, Roy Simanjutak, dalam siaran pers Tim Advokasi Mahasiswa dan Rakyat, Jumat (23/3/2012).
Posko anti-BBM naik itu terletak di depan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Para aktivis yang berada di balik pembentukan posko tersebut antara lain Bambang Sri Pujo Sukarno Saksi, Nurani, Dyah Wahyu, Adian Napitupulu, Firman Tendry Masengi, dan Gigih Guntoro.
Selain memberi bantuan hukum, posko Anti-BBM naik itu juga menyiapkan puluhan dokter muda. Menurut Roy, mereka bersama-sama bekerja sama di bawah koordinasi para bekas aktivis 1998 dan Posko Ratna Sarumpaet Crisis Center.
"Kami menyerukan kepada mantan aktivis mahasiswa '98 untuk segera menghimpun dan mendaftarkan diri sebagai relawan," tegas Roy.
Di tempat yang sama, Ratna Sarumpaet mengatakan di posko ini selain diisi dengan sejumlah aksi menolak kenaikan BBM, juga akan diisi dengan diskusi-diskusi. Dia membuka bagi siapapun yang berniat memberi kontribusi demi menolak kebijakan yang akan berlaku per 1 April mendatang.
"Saya buat posko ini untuk bisa membawa air, nasi bungkus ke lapangan. Kita akan demo sampai tanggal 3. Selain demonstrasi, ada kegiatan-kegiatan seperti diskusi di sini," kata Ratna.
Selain itu, mereka juga menyiapkan 200 pengacara untuk memberi bantuan hukum bagi mahasiswa-mahasiwa yang direpresif aparat saat menggelar demontrasi menolak kenaikan harga BBM.
"Kami mendukung gerakan mahasiswa dan rakyat yang bergerak menolak kenaikan BBM," kata koordinator posko, Roy Simanjutak, dalam siaran pers Tim Advokasi Mahasiswa dan Rakyat, Jumat (23/3/2012).
Posko anti-BBM naik itu terletak di depan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Para aktivis yang berada di balik pembentukan posko tersebut antara lain Bambang Sri Pujo Sukarno Saksi, Nurani, Dyah Wahyu, Adian Napitupulu, Firman Tendry Masengi, dan Gigih Guntoro.
Selain memberi bantuan hukum, posko Anti-BBM naik itu juga menyiapkan puluhan dokter muda. Menurut Roy, mereka bersama-sama bekerja sama di bawah koordinasi para bekas aktivis 1998 dan Posko Ratna Sarumpaet Crisis Center.
"Kami menyerukan kepada mantan aktivis mahasiswa '98 untuk segera menghimpun dan mendaftarkan diri sebagai relawan," tegas Roy.
Di tempat yang sama, Ratna Sarumpaet mengatakan di posko ini selain diisi dengan sejumlah aksi menolak kenaikan BBM, juga akan diisi dengan diskusi-diskusi. Dia membuka bagi siapapun yang berniat memberi kontribusi demi menolak kebijakan yang akan berlaku per 1 April mendatang.
"Saya buat posko ini untuk bisa membawa air, nasi bungkus ke lapangan. Kita akan demo sampai tanggal 3. Selain demonstrasi, ada kegiatan-kegiatan seperti diskusi di sini," kata Ratna.
0 komentar:
Post a Comment
Koment Di Sini Gan
Maaf Kalau Lama Balasnya