Latest Post

Showing posts with label Islam. Show all posts
Showing posts with label Islam. Show all posts

Saipul Jamil Curhat Lewat Lagu


Saipul Jamil


HFRlife - Belum hilang kesedihannya karena kehilangan istri, akibat kecelakaan yang terjadi tahun lalu, Saipul Jamil harus menghadapi masalah hukum terkait kecelakaan itu. Saipul mengaku masa-masa itu, momen terberat dalam hidupnya. Ia mencurahkan kesedihannya, melalui sebuah lagu religi berjudul "Munajat dan Sholawat".

"Kasus hukum yang sedang berjalan saat ini di pengadilan, membuat saya harus menulis lagu ini. Saya harus banyak instropeksi lagi," kata Saipul kepada HFRlife, Jumat, 22 Juni 2012.

Saipul menambahkan, semua permasalahan yang dihadapinya sebagai suatu ujian hidup. "Ujian berturut-turut datang kepada saya, masalah hukum dan ada sebuah masalah pribadi. Saya berusaha bangkit lewat lagu ini," ujar Saipul.

Saipul tidak mempermasalahkan, apakah lagu yang dibuatnya itu, laku atau tidak di pasaran nanti. Ia hanya ingin berbagi atas semua masalah yang menimpanya.

"Tujuan saya baik dengan lagu ini, bisa tahu apa yang saya rasakan sekarang. Mudah-mudahan banyak fans yang mau mendengar lagu ini," ujar pria yang biasa disapa Ipul.

Keutamaan Bersedekah Dan Rendah Diri

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيره
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).'” (HR. Muslim, no. 2588 dan imam-imam lainnya).
Hadits yang mulia ini menunjukkan besarnya keutamaan dan kemuliaan sifat-sifat tersebut di atas (Lihat kitab Syarah Shahih Muslim tulisan Imam an-Nawawi rahimahullah, 16/141), bahkan semua itu termasuk sifat-sifat utama yang dimiliki oleh orang-orang yang bertakwa, sebagaimana yang Allah Ta'ala sebutkan dalam firman-Nya,
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(Orang-orang yang bertakwa yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang, maupun sempit, dan orang-orang yang (selalu) menahan amarahnya, serta (mudah) memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qs. Ali 'Imran: 134).
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini
Arti “tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan keberkahan yang Allah Ta'alajadikan pada harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah Ta'ala di akhirat kelak, meskipun harta tersebut berkurang secara kasat mata.” (Lihat kitab Syarhu Shahihi Muslim, 16/141 danFaidhul Qadir, 5/503).
Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Dan apa saja yang kamu nafkahkan (sedekahkan), maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba': 39).
Makna firman-Nya “Allah akan menggantinya” yaitu dengan keberkahan harta di dunia dan pahala yang besar di akhirat (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 3/713).
Kata al-'afwu (memaafkan) artinya memaafkan perbuatan salah dan tidak menghukumnya, asal maknanya secara bahasa: menghapus dan menghilangkan (Lihat kitab an-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, 3/524).
Arti bertambahnya kemuliaan orang yang pemaaf di dunia adalah dengan dia dimuliakan dan diagungkan di hati manusia, karena sifatnya yang mudah memaafkan orang lain, sedangkan di akhirat dengan besarnya ganjaran pahala dan keutamaan di sisi Allah Ta'ala (Lihat kitab Syarah Shahih Muslim, (16/141) dan Tuhfatul Ahwadzi, 6/150).
Arti tawadhu' (merendahkan diri) karena Allah adalah merendahkan diri dari kedudukan yang semestinya pantas bagi dirinya, untuk tujuan menghilangkan sifat ujub dan bangga terhadap diri sendiri, dengan niat mendekatkan diri kepada-Nya, dan bukan untuk kepentingan duniawi (Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi, 6/150 dan Faidhul Qadir, 5/503).
Adapun arti ketinggian derajat orang yang merendahkan diri, karena Allah Ta'ala di dunia adalah dengan ditinggikan dan dimuliakan kedudukannya di hati manusia karena sifat tersebut, dan di akhirat dengan pahala yang agung dan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya (Lihat kitab Syarah Shahih Muslim, 16/142). Ini termasuk sifat orang-orang yang bertakwa.
Allah Ta'ala berfirman,
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. al-Qashash: 83).
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 14 Ramadhan 1431 H