Ilustrasi (Okezone)
BANDA ACEH - Polda Aceh mengungkapkan tersangka teror bom yang tewas dalam penggerebekan di Limpok, Darussalam, Banda Aceh bernama Maimun JF. Maimun JF tercatat sebagai warga Gampong Pasi, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Dia tewas saat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara, Banda Aceh usai ditembak anggota kepolisian Polda Aceh.
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Gustav Leo mengatakan, Maimun ditembak bersama seorang rekannya karena berupaya kabur dari penggerebekan tempat persembunyiannya di Desa Limpok pada Sabtu 24 Maret 2012 pukul 17.00 WIB.
Ketika tempat persembunyiannya digerebek oleh Tim gabungan Densus 88 Antiteror dan Polda Aceh, lanjut Gustav, tersangka melarikan diri dengan memanjat tembok.
"Oleh karena itu petugas melepaskan tembakan ke arah tangan dan kaki tersangka untuk melumpuhkan," kata Gustav saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (25/3/2012).
Polisi kemudian membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara, namun ditengah perjalanan, Maimun meninggal dunia karena kehabisan darah. Sementara seorang rekan tersangka yang belum diungkapkan identitasnya hingga kini masih dirawat di RS tersebut.
Menurut Gustav, penggerebekan ini dari hasil pengembangan penangkapan tersangka terkait bom di Gurutee yang ditangkap pada 10 Maret 2011 di Lhoong, Aceh Besar. Saat itu aparat menangkap tiga tersangka dan menyita lima unit bom rakitan. Dalam hari yang sama Polisi meringkus tiga tersangka lainnya diduga dari jaringan yang sama di Aceh Utara.
Gustav menambahkan, kedua orang yang ditembak sore tadi adalah tersangka yang berhasil melarikan diri dari penyergapan di Lhoong. Ketika itu tersangka tersebut lolos meski sudah mengalami luka tembak di kaki.
Dia memastikan bahwa tersangka tersebut benar orang yang sedang dicari Tim Polda saat ini, karena di bagian tubuh tersangka masih ada bekas luka tembak yang diyakini bekas terjangan peluru aparat pada penggerebekan sebelumnya. "Masih ada luka bekas tembak di kakinya," tukasnya
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Gustav Leo mengatakan, Maimun ditembak bersama seorang rekannya karena berupaya kabur dari penggerebekan tempat persembunyiannya di Desa Limpok pada Sabtu 24 Maret 2012 pukul 17.00 WIB.
Ketika tempat persembunyiannya digerebek oleh Tim gabungan Densus 88 Antiteror dan Polda Aceh, lanjut Gustav, tersangka melarikan diri dengan memanjat tembok.
"Oleh karena itu petugas melepaskan tembakan ke arah tangan dan kaki tersangka untuk melumpuhkan," kata Gustav saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (25/3/2012).
Polisi kemudian membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara, namun ditengah perjalanan, Maimun meninggal dunia karena kehabisan darah. Sementara seorang rekan tersangka yang belum diungkapkan identitasnya hingga kini masih dirawat di RS tersebut.
Menurut Gustav, penggerebekan ini dari hasil pengembangan penangkapan tersangka terkait bom di Gurutee yang ditangkap pada 10 Maret 2011 di Lhoong, Aceh Besar. Saat itu aparat menangkap tiga tersangka dan menyita lima unit bom rakitan. Dalam hari yang sama Polisi meringkus tiga tersangka lainnya diduga dari jaringan yang sama di Aceh Utara.
Gustav menambahkan, kedua orang yang ditembak sore tadi adalah tersangka yang berhasil melarikan diri dari penyergapan di Lhoong. Ketika itu tersangka tersebut lolos meski sudah mengalami luka tembak di kaki.
Dia memastikan bahwa tersangka tersebut benar orang yang sedang dicari Tim Polda saat ini, karena di bagian tubuh tersangka masih ada bekas luka tembak yang diyakini bekas terjangan peluru aparat pada penggerebekan sebelumnya. "Masih ada luka bekas tembak di kakinya," tukasnya
0 komentar:
Post a Comment
Koment Di Sini Gan
Maaf Kalau Lama Balasnya